MINANGTIME.COM - Pulau Bando merupakan salah satu pulau dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh yang dikelola oleh LKKPN Pekanbaru. Pulau ini berada di sisi barat Pulau Sumatra dan berjarak 20 km dari bibir pantai Kota Pariaman. Sebanyak 318,5 kilogram sampah berhasil dikumpulkan oleh Kelompok Masyarakat Raja Samudera pada hari Rabu, 26 Oktober 2022 berupa sampah botol plastik yang diduga berasal dari aktivitas manusia di pesisir Sumatera Barat. Sampah ini tidak terkelola dengan baik hingga akhirnya masuk ke laut dan berakhir di Pulau Bando yang tidak berpenduduk.
“Sampah ini adalah sampah yang dikumpulkan selama 2 bulan terakhir, dan botol plastik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Pulau Bando. Tahap pertama ini telah berhasil mengangkut 45 karung sampah botol plastik dengan berat 225 kilogram. Sisanya akan diangkut di tahap kedua.” terang Irnal selaku Ketua Raja Samudera saat ditemui di Muara Tiram.
Juwaldi, salah satu anggota Kelompok Raja Samudera, menambahkan bahwa sampah anorganik lainnya, seperti kantong plastik, kaca, dan tali bekas jaring nelayan juga banyak ditemukan di Pulau Bando.
“Saat ini, sampah anorganik selain botol plastik belum dipilah, sedangkan sampah organik kami kelola dengan cara dikubur sebagai kompos alami. Ke depannya, kami berharap semua sampah di Pulau Bando dapat tertangani dengan baik,” tandas Juwaldi.
Seluruh sampah dari Pulau Bando kemudian dibawa ke TPS 3R Naras Jaya untuk dikelola dengan cara didaur ulang. Pihak TPS 3R Naras Jaya mengganti nilai sampah dengan uang sebesar Rp 2.000-2.500 per kilogram sampah. Ekho Kurniawan selaku Direktur TPS 3R Naras Jaya sekaligus Pendiri Bank Sampah Sahabat Alam Desa Apar Pariaman mengungkapkan bahwa besaran nilai uang dapat berbeda dan berubah sewaktu-waktu menyesuaikan dengan kurs dollar, serta jenis dan kondisi sampah, seperti tingkat kebersihan dan hasil pemilahan sampah.
“Kami merasa senang dipilih sebagai mitra penanganan sampah plastik dari Kawasan Konservasi Pulau Pieh oleh LKKPN Pekanbaru. Kolaborasi LKKPN Pekanbaru dengan TPS 3R Naras Jaya, menunjukkan bukti bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan serius dalam mencari solusi penanganan sampah plastik di kawasan konservasi nasional. TPS 3R Naras Jaya siap menjalin kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan bebas dari ancaman sampah,” ujar Ekho Kurniawan.
Upaya penanganan sampah ini sejalan dengan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam program tersebut dilakukan kegiatan bersih sampah plastik yang ada di laut dari 14 lokasi di seluruh Indonesia sebagai upaya menjaga Kesehatan laut. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menggaungkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan laut agar meningkatkan produktivitas perikanan dan wisata bahari sehingga kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat.
Dalam kesempatan ini, Fajar Kurniawan selaku Kepala LKKPN Pekanbaru menjelaskan bahwa Bulan Cinta Laut menjadi salah satu langkah percepatan yang komprehensif dan terpadu dalam menangani sampah plastik di laut.
“LKKPN Pekanbaru melalui Kelompok Raja Samudera yang menjadi mitra kawasan kami memiliki andil dalam peningkatan peran masyarakat nelayan yang memanfaatkan sumber daya laut untuk mengurangi sampah laut. Jadi, mereka ke laut tidak hanya menangkap ikan, tetapi juga menangkap sampah,” ucap Fajar Kurniawan.
Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Kelompok Raja Samudera dalam kegiatan konservasi, tidak hanya pelestarian penyu, namun juga pengendalian sampah laut. LKKPN Pekanbaru juga telah menjadi jembatan bagi Kelompok Raja Samudera dan TPS 3R Naras Jaya dalam meningkatkan nilai ekonomis dari sampah laut agar tercapainya ‘Laut Sehat, Indonesia Sejahtera’.
.png)
0 Comments