Kohati PB HMI Gelar Program Sudut Pandang Road to Sustainable Advokasi Training Mengangkat Isu Human Trafficking



MINANGTIME.COM, JAKARTA - Human trafficking merupakan masalah global, isu keamanan internasional yang sudah ada sejak lama ini tidak hanya berbicara tentang keamanan negara tetapi juga keamanan manusia


Kohati PB HMI dalam program sudut pandang road to sustainable advokasi training mengangkat isu Human trafficking bersama narasumber dari komunitas kabar bumi, Erwiana Sulistyaningsi, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Hongkong yang mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya, Minggu (14/08/2022).


Dalam paparannya Erwiana yang saat ini aktif pada isu menyoal tenaga migran, menjelaskan bahwa pentingnya bagi kita saat ini untuk terus menyuarakan, membincang, dan mengedukasi diri tentang isu human trafficking.


"Penting saat ini untuk kita semua terlibat aktif, menyuarakan, membincang terkait isu human trafficking, hak-hak pekerjaan migran, mengedukasi diri dan sekitar serta memiliki pengetahuan tentang UU yang mengatur pekerja migran," tuturnya. 


Erwiana juga menegaskan perlu ada kebijakan yang mengikat dalam bentuk kerjasama, karena hal ini akan membantu memberi perlindungan dan jaminan terhadap PMI (Pekerja Migran Indonesia).


"Harus ada kebijakan yang mengikat dalam bentuk kerjasama antar negara, hal ini akan membantu memberi perlindungan dan jaminan terhadap PMI. Posisi rentan akan semakin berkurang karena negara hadir untuk mengawal," jelasnya.


Imayati kalean, Sekum Kohati PB HMI juga menegaskan bahwa Indonesia darurat trafficking, korban utama adalah buruh migran perempuan.


"Catatan penting dari diskusi trafficking malam ini bahwa Indonesia darurat trafficking, utamanya dengan korbannya buruh migran perempuan. Belum lagi aturan yang tidak cukup memadai, sehingga banyak korban trafficking yang statusnya buruh migran tidak dapat ditindak," jelasnya.


Terakhir, Imayati kalean berharap agar kohati dapat hadir untuk mengambil langkah konkrit terkait isu ini.


"Kohati perlu mengambil langkah konkrit, dengan melakukan edukasi dan sosialiasi serta advokasi kebijakan untuk memenuhi kebutuhan perlindungan buruh migran dari trafficking," tutupnya. (Zaki)

0 Comments

Post a Comment