Manajemen Pahek, Mamandikan Baruak



Oleh labai Korok Piaman

Sekitar tahun 2008, senior Piaman namanya MK (Singkatan) pernah bercerita pada Penulis bahwa birokrasi Indonesia, terkhusus Sumatera Barat, pemimpinnya perlu memakai menajemen pahek untuk menggerakan atau bekerja secara profesional.

Penulis pun terheran, sudah lulus perguruan tinggi tidak ada istilah menajemen pahek, ini baru "Gayeek MK ko" yang keluarkan istilah manajemen pahek untuk menggerakan semua kegiatan dan mendorong semua pihak mau bekerja dibirokrasi. 

Jika tidak, semua orang yang terlibat akan santai-santai saja, tak peduli bahwa pekerjaan itu tangung jawabnya. Apalagi kegiatan tidak ada honornya, tidak ada SPPD, Tidak ada tunjangannya, tidak ada anggaran untuk itu.

Sewaktu Penulis Anggota Dewan ada ungkapan nyeleneh dari kawan mitra, bahwa kegiatan Pemerintah itu berdasarkan anggaran berbasis kinerja. Tidak ada anggaran berarti tidak ada kinerja yang bisa diukur dan dilaksanakan.

Mungkin menurut Penulis disini lahirnya istilah menajemen pahek tersebut artinya perlu ada seni manokok seperti fungsi pahek, ditekan dengan kekuatan printah baru semua bekerja, atau mau mengikutinya, serta mau menjelaninya tampa ada anggaran.

Tulisan ini sengaja mengomentari tulisan Bang Miko Kamal kemarin dengan judul memandikan kudo (MK), menurut Penulis zaman dimana semua sudah diukur dengan anggaran (anggaran berbasi kenerja). Memandikan kudo (MK) perlu ditingkatkan lagi menjadi teori memandikan baruak, sesuai dengan alam takambang jadi guru.

Maka sekarang tidak bisa lagi pemimpin itu ibarat mandikan kudo, pemiliknya masuk dahulu ke air baru kudanya masuk. Tapi sekarang pemimpin itu harus seperti ungkapan senior MK tersebut, harus memakai menajem pahek atau teori memandikan baruak lebih eksrim lagi, artinya pemilik atau kepala daerah, bos masuk ketengah air, baruak ditarik, dilepar ketengah air untuk mandi dan berenang.

Walaupun baruak (monyet) akan berusaha ketepi sungai, kedarata untuk tidak mau mandi, namun sang pemilik, kepala daerah atau bos tetap menarik dengan paksa didalam air, tetap memasukan ketengah air, lalu berenang sampai mandi baruak selesai.

Menurut Penulis ungkapan manajemen pahek, mamandikan baruak bisa sebenarnya dilakukan, tergantung pemimpin, kepala daerah atau bos mau melakukan itu dengan ketegasan dan kewibawaannya dihadapan bawahannya atau ditengah birokrasi.

Penulis pikir terori memandikan baruak, menajem pahek bisa dilakukan jika pemimpin, kepala daerah itu mau, bos itu memiliki niat demi kebaikan. Sebentar lagi akan viral dimedai bahwa salah satu kepala daerah mampu mengarungi pulau dengan jajaran birokrasi penting, melibatkan lintas instansi, namun tidak ada anggaran atau programnya.

Penulis tidak tahu menajemen apa yang dipakai oleh kepala daerah, pemimpin tersebut, sehingga semua mau ikut, mau terlibat, mau mengambil resiko yang tidak lazim tersebut. Insyallah dan penulis doakan acara ini sukses[*].

0 Comments

Post a Comment