Fasilitas Kampus Banyak yang Tidak Layak, Mahasiswa Kritik Rektor Universitas Bung Hatta

Gerbang Kampus Universitas Bung Hatta. F/doc

Tepat satu bulan yang lalu Universitas Bung Hatta mengadakan kegiatan wajib kampus yakni kegiatan PKKMB untuk angkatan 2022. Lebih dari 1000 mahasiswa baru yang tersebar dari berbagai fakultas dan jurusan terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2022. Namun, meskipun angka mahasiswa baru lebih dari 1000 orang dan dengan biaya UKT rata-rata Rp. 6.000.000 sampai Rp. 7.500.000 per awal semester, mahasiswa aktif Universitas Bung Hatta merasakan terlalu membuang harta mahasiswa dibandingkan fasilitas yang disediakan.

"Lebih dari 3 tahun saya menjadi mahasiswa Universitas Bung Hatta, dan 1 Tahun belakangan ini Rektor sepertinya kurang peka terhadap beberapa fasilitas yang sudah tidak layak dan tidak berfungsi sebagaimana fasilitas tersebut adalah fasiltas yang dibutuhkan mahasiswa saat berada di lingkungan kampus. Sedangkan pihak rektor hanya sibuk dengan proyek pembangunan BLK (badan latihan kerja) dan bisnis ikan lele bersama pihak yayasan" Ujar Pebra Alvika selaku ketua Umum HMI komisariat Ekonomi Sipil Universitas Bung Hatta.

Di Kampus Univeritas Bung Hatta Padang terdapat 3 kampus, yakni kampus 1 di ulak karang, kampus 2 di Aie pacah maransi dan kampus 3 di gunung pangilun. Pebra juga meminta pihak Rektorat dapat lebih jeli melihat keresahan mahasiswanya dan segera mengambil sikap untuk membenahi fasilitas yang ada.

"Ke 3 kampus Universitas Bung Hatta memang banyak fasilitas yang harus diperbaiki, seperti kran air wc yang sudah banyak tidak berfungsi, perpustakaan yang sudah tidak terurus, dinding-dinding kampus yang sudah banyak retakan, lantai ruangan kelas yang sudah bergelombang, dan infocus yang sudah rusak serta Gedung Olahraga yang sudah seperti gedung tua tanpa penghuni. Saya rasa sudah seharusnya pihak Rektor turun kelapangan untuk melihat fasilitas-fasilitas kampus yang sudah tak layak ini, jika benar yang saya katakan tadi, saya harap Pihak Rektorat untuk mengambil tindakan secepat-cepatnya untuk memperbaiki fasilitas yang sudah tak layak tersebut," tegas Pebra.

M. Ibnu Tohari mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta juga membenarkan apa yang menjadi keresahan mahasiswa UBH pada saat ini.

"Iya memang benar adanya, sebab dibeberapa titik di gedung fakultas hukum juga mengalami hal yang sama, seperti: lobi fakultas yang sudah setengah ambruk, sebagian hal ini akan berbahaya bila terjadi goncangan gempa, cat dinding yang penuh dengan kotoran hewan kelelawar, ac ruangan sering mati, dan lift fakultas yang belum pernah berfungsi. Hal ini jika kita bandingkan dengan biaya UKT yang 7.500.000 per awal semester tidak sangat lah tidak seimbang," ungkap M.Ibnu Tohari.

Fadlizon Julian selaku Wakil Gubernur BEM FKIP juga Membenarkan hal tersebut.

"Permasalahan tersebut juga banyak disampaikan oleh mahasiswa FKIP kepada saya, seperti fakta yang terjadi di lapangan banyaknya gedung-gedung fakultas yang sudah selayaknya di perbaiki, mulai dari ruangan kelas, sekretariat BEMM dan DPM, sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa, AC di ruangan kelas yang sudah banyak tidak berfungsi dan fasilitas-fasilitas lainnya. Hal tersebut juga berefek kepada efektivitas perkuliahan dan penurunan jumlah Mahasiswa Baru yang mendaftar di Univerisitas Bung Hatta tahun 2022, seperti yang terjadi saat ini menurunnya jumlah mahasiswa baru di FKIP dan Fakultas lain. Selain karena fasilitas kampus yang sudah tidak layak, faktor biaya UKT yang cukup tinggi juga mempengaruhi turunnya jumlah mahasiswa baru saat ini, karena biaya yang mereka bayarkan tidak sebanding dengan fasilitas yang mereka nikmati," tutup Fadlizon.

0 Comments

Post a Comment