Antara Iman, Kepercayaan, dan Keyakinan

 



MINANGTIME.COM - Banyak diantara orang-orang menyatakan bahwasanya defenisi dari iman itu adalah percaya, serta defenisi itu terhenti sampai disitu. Secara bahasa memang benar bahwansanya iman itu adalah percaya, Karena tidak mungkin seseorang mengimani sesuatu tanpa adanya rasa percaya terhadap apa yang di imani. Namun defenisi iman secara istilah dikatakan Al Imanu Maqrifatu Bil'qalbi wa Qoulu billisani wa amali bil arkani, iman itu dikenal di dalam hati, diucapkan dengan lisan, diamalkan dengan perbuatan.


Iman ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur ragu, serta akan mempengaruhi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan. Tolak ukur seseorang itu beriman atau tidaknya bisa kita lihat dari segala tindak tantuk perbuatannya. Sebagai umat Islam yang mengimani Allah SWT seabagai tuhan kita, nabi Muhammad Saw sebagai nabi kita yang membawa ajaran Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan  fitrahnya sebagai khalifah dimuka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya.


Banyak manusia yang mengatakan ia beriman kepada Allah, beriman kepada Nabi Allah namun bentuk dari perbuatannya bertolak belakang dari apa yang di ajarkan rasulallah, sehinggah beriman seperti inilah yang dikatakan beriman hanya berada ditataran iman sebagai kepercayaan, yang mendefenisikan iman adalah percaya, dan keminanan ini belum sampai kepada iman di tataran keyakinan, karena jika iman sudah sampai pada tataran keyakinan maka akan di ikuti dengan bentuk-bentuk perbuatan nyata dalam kehidupan.


Rukun iman di dalam Islam ada 6, diantaranya adalah :

1. Percaya kepada Allah

2. Percaya kepada malaikat

3. Percaya kepada kitap

4. Prcaya kepada rasul

5. Percaya kepada hari kiamat

6. Percaya kepada qada dan qadar


Bentuk penafsiran percaya kepada Allah adalah bentuk ketauhidan seorang hamba kepada sang kholiknya, kepada sang pencipta, yang dijelaskan panjang lebar pada nilai-nilai dasar perjuangan (NDP) bab 1 tentang dasar-dasar kepercayaan. Manusia membutuhkan sebuah kepercayaan, sebab kepercayaan itu akan membentuk dan melahirkan tata nilai guna menopang hidup berbudaya. Selain kepercayan itu merupakan kebutuhan dalam waktu yang sama juga merupakan suatu kebenaran. Dalam kenyataan dimasyarakat dapat kita temui beraneka ragam kepercayaan. Karena bentuk-bentuk kepercayaan berbeda antara satu dengan yang lain, sudah tentu ada dua kemungkinan, kesemuanya salah atau salah satu saja yang benar. Diasamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang bercampur baur. Karena kepercayaan adalah asasi manusia maka kepercayaan itu ada sejak manusia dilahirkan dan begitu seterusnya secara turun temurun, yang pada perkembanganya kepercayaan diartikan sebagai agama, dan itu lah Islam sebagai agama yang diyakini sebagai Agama yang benar, sesuai dengan firmannya Allah, sesungguhnya Agama yang paling benar di sisi Allah adalah Islam.


Penulis : Rustam Budiman (Perserta Advance Training HMI Badko Riau-Kepri)

0 Comments

Post a Comment