Penantian Bertahun Sumur Bor SMA Negeri 4 Panorama Bukittinggi Memancarkan Air


MINANGTIME.COM,BUKITTINGGI  -  SMA Negeri 4 Panorama Bukittinggi  yang terletak di Jl Panorama Baru Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan di ketinggian sektar 95O Mdpl telah membuat sejarah baru.

Sekolah yang berlokasi jauh dari keramaian dan lingkungan yang alami serta asri di kota wisata dalam pendiriannya diawali sebagai sekolah filial SMAN 1 Bukittinggi.

Dalam pengembangan  pendidikan dan sarana sekolah di Kota Bukittinggi SMAN 4 dari tahun 1997 telah berupaya untuk mendapatkan sumber air sejalan kebutuhan sekolah dengan makin bertambahnya siswa mengikuti pendidikan.

Siswa yang ditampung tidak saja berasal dari Kota Bukittinggi tapi juga dari Kabupaten Agam serta kota lain di luar Sumatera Barat yang berkeinginan sekolah di Bukittinggi yang tersohor dengan mutu pendidikannya.

Bangunan yang luas dengan siswa yang banyak  tenaga guru dan karyawan yang terus bertambah menyebabkan sarana pendukung sangat dibutuhkan di SMAN 4 Panorama Bukittinggi.

Sejak ditetapkannya SMAN 4 sebagai sekolah baru menyusul SMA negeri  lain yang yang sudah berdiri di Bukittinggi maka terbitlah  SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 13a/o/1998 telah banyak mengukir prestasi lokal ataupun nasional.

SMAN 4 Panorama Bukittinggi yang terletak 5 km dari pusat kota dan lokasi yang berdekatan dengan view Panorama Baru yang sedang viral sebagai Edge of The World akan membuat eksistensi sekolah semakin terkenal bila pemboran air berhasil.

Sudah tidak asing lagi kalau keluhan air tidak saja bermasalah di SMAN 4 bahkan pengunjung di kawasan wisata Panorama Baru mengeluhkan ketersediaan air. Termasuk penduduk pada diameter 20 km disekitar SMAN 4 banyak yang membeli air karena dukungan PDAM yang belum maksimal

Menggagas penggalian sumur bor dan merasa tertantang ketika terjadi komunikasi pemboran air  ketika melihat bak tampung kawasan wisata Panorama Baru dan instalasi air SMAN 4 Bukittinggi terlantar. Maka Benny Fitraza salah seorang staf pengajar berinisiatif  dengan rekan timnya yang kebetulan sangat kental dengan hubungan emosi SMA 4 Panorama sebagai filial SMAN 1 lewat support Brigjen (Purn) Masni Harun,Zahril Z,Maridsyah Haroen,Joni Hustiano,Romi Zulfan dan Romy Mayka berlanjut dengan pihak sekolah untuk melaksanakan pemboran air.

Sebelumnya lewat Kepala Sekolah Dra Eli Noverma,M.Pd dan Sefriadi,S.Pd,M.Si kepala sekolah SMAN 4 Panorama  yang sekarang pernah mengungkapkan bahwa kebutuhan air bersih sangat vital selain infrastruktur yang disediakan pemerintah. Sekolah dengan kebutuhan air setiap bulan bisa mengeluarkan dana mencapai 9 juta rupiah untuk membeli air dan sangat menyita Biaya Operasional Sekolah (BOS). Sehingga dalam mengelola keuangan harus bijak bila berhubungan dengan kebutuhan lain untuk operasional sekolah.

"Kebutuhan air sangat mendasar dan segala upaya sudah dilakukan. Terlebih kami sekarang mempunyai Mushala Darul Ilmi. Dengan mengumpulkan infak setiap hari yang dinamakan  dengan Infak Subuh, sumbangan dari guru atau karyawan dan iuran lewat komite, kami  terus berusaha mengumpulkan uang agar tersedia air bersih. Ketika datangnya Bapak-Bapak yang mau rela dengan keterbatasan kami  dan siap membantu penggalian sumur bor secara mandiri  telah menjadi suka cita kami."  Ungkap Novema penuh harap saat itu.

Akhirnya dimulailah penggalian awal Maret secara mandiri sesuai kemampuan sekolah.

Karena didorong semangat membantu sekolah dan kecintaan terhadap dunia pendidikan maka pemboran  langsung dipimpin Maridsyah Haroen alumnus ITB yang telah banyak aral melintang dalam pemboran air. Pengerjaanpun dilaksanakan dengan penuh ikhlas dan tetap mengedepankan aspek teknis.

Meskipun terkendala biaya dan lain-lain selama pengerjaan dengan penuh semangat di masa usia paruh bayanya Mardisyah  dengan tim yang dimandori Romi Mayka pengerjaan sumur bor pun  terus dilanjutkan tanpa terpengaruh kendala-kendala dilapangan.hinnga pada hari Senin  1 Mei 2024 pukul 9.00 WIB airpun terpancar dengan derasnya.

 

Pancaran Air Perdana Sumur Bor SMAN 4 Panorama ( Foto Doc Romi)

Saat air mengalir dengan pancaran sekitar 3-4 kubik per jam yang akan terus ditingkatkan membuat guru dan siswa berhamburan serta mengucapkan syukur.

"Sudah 25 tahun kami merindukan ini," Celoteh salah seorang guru senior sambil memasuhkan air ke muka ketika derasnya aliran air yang sedang memancar.

*UM

 

0 Comments

Post a Comment