Fashion Week

 

Ilustrasi: Kuya Fikri


Oleh : Basid

Tengah asik menikmati sebatang rokok tanggal tua di samping lapangan Futsal kampus, aku dikagetkan oleh sahabatku Alfikri. “Bro, ikut aku kita diskusi soal Citayam Fashion Week!” pinta sahabatku itu sambil terus-terusan menariki tanganku yang sedang menghisap rokok penuh nikmat. Akhir-akhir ini kita memang dihebohkan dengan sebuah intraksi sosial anak muda di Ibukota yang sedang dimabuk Fashion dan unjuk kebisaan di tepi jalan sekitaran Citayam dan Sudirman, bahkan hal demikian banyak diikuti oleh remaja-remaja tanggung diluaran Ibukota, seperti Bukittinggi dengan sebutan Jam Gadang Fashion Week, misalnya.


 “Nanti saja, aku lagi ngerokok.” Cetusku menghindari pusing, aku enggak mau menambah beban pikiran yang akan menggerogoti otakku yang masih terpaku pada pasal hutang piutang, maklumlah penyakit akhir bulan.

 “Nanti aku beliin kamu rokok sebungkus deh, ikut aja. Ini penting benget!”

 “Huh,” Keluhku kesal mendengar ucapan sahabatku yang tentu saja membuat aku tidak bisa mengilak lagi.

Aku dan sahabatku ini memapah kaki secara beriringan, serentak seolah pasukan pembawa bendera pada tanggal 17 Agustus. Sesampainya, aku duduk diantara teman-taman yang sudah melingkar sejak tadi di halaman kampus ini.

 “Citayam Fashion Week ini merupakan sebuah dampak dari bonus demokrafi, pemuda mulai bingung dengan apa yang harus dilakukannya di tengah pembengkakan kelahiran anak di usia produktif.” Ucap salah seorang dari temanku yang mengenakan ikat kepala berwarna merah.

 “Ini saya sepakat, tapi perlu kita telusuri apakah nama Week itu sesuai dengan fakta? Menurut yang saya baca dari beberapa media, anak-anak yang biasanya nongkrong di sekitaran Sudirman dan Citayam itu tidak hanya ketika libur, bahkan banyak anak-anak yang nongkrong sampai larut dan tidur di peleteran jalan yang membuat para pengguna terotoar jalan tergannggu. Jika demikian, justru hal ini tidak lagi masuk kedalam produktif dong, justru hal ini bisa jadi akan memperlambat kemajuan bagi Indonesia dikarenakan anak mudanya menghabiskan waktu untuk bermain dan meninggalkan pelajaran yang jelas-jelas lebih pasti menguntungkan masa depan secara pribadi dan juga untuk kemajuan Bangsa.”

 “Tunggu, menurut saya, soal masa depan itu tidak hanya tentang belajar. Indonesia dikenal dengan banyaknya budaya yang ada dalam kebinekaan kita. Menurut pandangan saya sendiri, hal ini tidak terlalu buruk sehingga mengganggu pendidikan dan sebagainya, karena menurut saya ilmu itu kita dapat tidak hanya sekedar dalam ruangan kelas, ilmu itu ada dimana-mana, di kedai kopi, di pinggiran sungai, di pasar, bahkan di peleteran jalan. Tapi, alangkah lebih bagusnya jika anak-anak muda ini lebih memajukan fashion yang menjadi kebanggan dari kebudayaan daerah masing-masing, bukan malah meniru gaya berpakaian anak-anak metal dan fashion luar Negeri. Misalnya, seperti di Bukittinggi yang mereka sebut dengan Jam Gadang Fashion Week, mereka bisa menggunakan pakaian adat Bundo Kanduang dan begitu juga dengan daerah lainnya. Gini lho, jika rendang, sate, nasi goreng, bakso, rawon, gado-gado dan yang lainnya bisa mendunia bukan tidak mungkin kalau pakaian adat yang dimiliki setiap daerah Indonesia ini bisa mendunia ini juga, kan?” Bantah Alfikri sebagai seorang anak yang lahir dari rahim Bundo Kanduang dan sangat mencintai budayanya.

 Aku hanya tercengang mendengar seluruh pikiran-pikiran yang sangat luar biasa itu bergantian keluar dari mulut teman-temanku, saling sambut-menyambut. Sebelumnya aku tidak pernah terpikir bahwa akan bisa bergabung dengan orang-orang pemikir hebat ini. Secara umum aku mengapresiasi seluruh pikiran-pikiran luar biasa yang mereka miliki itu, tapi secara pribadi aku lebih berharap anak-anak muda mampu menjaga fashionnya di hadapan Tuhan, memperbaiki ibadah, menjalankan seluruh perintah dan menjauhi laranganNya. Kemarin adik temanku yang masih berusia 9 tahun saja meninggal, umurkan memang enggak ada yang tahu, kan enggak lucu kalau nanti lagi asik-asiknya fashion week di lampu merah trus tiba-tiba ada pengendara yang melanggar lalu lintas menabrak yang sedang fashion week terus meninggal, atau enggak biar lebih aman untuk yang suka ikutan fashion week aku saranin pake helm deh, hehe..

0 Comments

Post a Comment