Indah Pada Waktunya? Kata Siapa!

 Hidup selalu berputar, kadang-kadang di bawah, kadang-kadang tidak di atas.

Penulis : Rindo Ribad

Dalam setiap fase kehidupan kita akan menempuh fase susah dan fase tidak mudah, tentu hal-hal tersebut akan merubah persepsi kita tentang suatu hal, contohnya dahulu kita beranggapan setelah nantinya kita berumur 20-an kita akan berumah tangga namun setelah berumur 20-an kita beranggapan, akan berumah tangga umur 30-an, begitulah hidup! Berobah-obah. Itukan mungkin sudahnya kodrat sebagai manusia.

Kata Risky Febian sih akan indah pada waktunya, namun waktu yang mana? 100 tahun yang akan datangkan waktu juga, mungkin meninggal nantinya tetap waktu jua.

Saya pernah bertanya kepada senior tentang konsep indah pada waktunya, apakah itu hanya sebuah doktrin untuk ketenangan hati? Atau hanya sebuah kalimat penenang seperti secangkir kopi bergula sesendok teh, hanya untuk sebuah penenang.

 ”Bang, bagaimana sebenarnya konsep tentang waktu akan indah pada waktunya?”. Ujarku kepo.

 “Lah, kita kaji secara nalar ya!”. Jawabnya santai.

 Lalu ia melanjutkan sambil memetik sebatang tembakau kemudian menyalakannya dengan korek bermerek Cricket.

 “Kamu beranggapan indah pada waktunya itu tentang bahagia ya?” lanjutnya, kemudian menghembuskan asap rokok kearahku.

 “Betul sekali bang, bagi saya seperti itu.” Jawabku polos,

 “Kamu tahu kan! hasil dari waktu adalah bahagia dan tidak bahagia? Kamu tahu jugakan istilah tentang waktu akan menjawab segalanya?”

 “Kok seperti itu bang?”

 “Sebenarnya seperti ini! kita beranggapan bahwa bahagia teraih dengan indikator banyak uang, banyak teman dan banyak hal lainnya, nah. Sebenarnya menurut saya, Dari pengalaman dan dari contoh yang telah banyak, ukuran bahagia itu ialah ketenangan dan penerimaan secara iklas dan bersyukur atas jawaban Tuhan setelah waktu menjawabnya”.

 Aku tercenung dengan jawaban santai pria berumur separuh baya tersebut, ternyata ukuran indah pada waktunya akan terjawab sampai nantinya nafas terahir kita berhembus.