Dilepas Wagub, Kopi Sumbar Asal Solok Selatan Diekspor ke Jepang



MINANGTIME.COM, PADANG - Sebanyak 8 ton kopi Sumatera Barat (Sumbar) asal Kabupaten Solok Selatan diekspor ke Kobe, Jepang. Untuk ekspor tersebut, Zikwan, petani kopi asal Solok Selatan bekerja sama dengan PT. Alko Sumatra Internasional.


Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy turut hadir melepas ekspor tersebut di depo kontainer Pelabuhan Teluk Bayur Padang, Jumat (29/4/2022).


Ia mengatakan, pemerintah provinsi ingin mendorong naiknya produktivitas kopi di Sumbar. Karena itu, ia ingin turun ke petani kopi bertanya tentang apa yang bisa dilakuka oleh pemprov.


"Bantuan seperti apa dari provinsi yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan produksi petani kopi," katanya.


Menurut Audy, kunci utama agar ekspor berkesinambungan adalah peningkatan produksi. 

"Kunci ekspor adalah kuantitas, kualitas dan kontiniutas," ujarnya.


Pemprov Sumbar, menurutnya, ingin mencari tahu kendala petani untuk meningkatkan produksi. "Kira-kira apa kendala petani dan bagaimana supaya produksi bisa ditingkatkan," tutur Audy.


Zikwan mengatakan, delapan ton biji kopi itu dikelola oleh "Kelompok Tani Zikwan" yang beranggotakan 20 orang. "Jadi, selain kita yang tanam, ada sekitar 200 lebih petani penyuplai yang berkontribusi terhadap keberhasilan ekspor kali ini," katanya. 


Untuk sampai bisa mengekspor, Zikwan sudah berproses sejak tahun 2016 lalu. "Pada 2016 kita tanam, kemudian tahun 2018 panen. 2019 belajar prosesor biji kopi dan 2020 mulai ekspor berkolaborasi di bawah koperasi Alko," kata Zikwan.


Zikwan mengatakan, pertanian kopi punya prospek dan sangat menjanjikan secara ekonomi. Hal ini didukung adanya pihak yang menjembatani petani dengan pasar ekspor.


Direktur operasional PT. Alko Sumatra Pebriansyah mengatakan, ekspor komoditi kopi ke Jepang kali ini merupakan realisasi komitmen PT. Alko Sumatra dalam membina petani dan menyediakan pasar ekspor kopi.


Menurutnya, pasar ekspor kopi sedang menjanjikan. Sumatra Barat yang banyak memiliki bentang alam pegunungan, punya harapan cerah bagi pertanian kopi. 


"Kita di Sumbar ini punya tujuh gunung vulkanik dengan ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang cocok untuk tanaman kopi. Sekarang tinggal mempersiapkan sumber daya manusia yang mau mengelolanya," katanya.


Pebri menjelaskan, selain punya gunung vulkanik, bentang alam Sumbar juga terdiri dari daerah dataran tinggi yang potensial. "Daerah di bawah 1000 mdpl bisa ditanami kopi robusta juga. Ini dua-duanya punya market yang besar di pasar internasional," ujarnya.


Ia berharap akan terus muncul petani kopi yang bisa mengelola kopi hingga mencapai pasar ekspor di Sumbar. "Alko akan terus berupaya melahirkan Zikwan lainnya di Sumbar," katanya.


Pebri memaparkan sejumlah target ekspor ke depan. Pertama ke Mesir dan Arab Saudi 4 kontainer per bulan (4 x 19,2 ton x 12 bulan = 9200 ton/tahun). Kedua, ke Malaysia 86 ton/tahun. Selanjutnya, ke Norwegia 3 kontainer/tahun 19,2x3 = 57,6 ton. Lalu ke Jepang 8 konatiner = 153 ton /tahun. Kemudian, ke 

Taiwan, Australia, Inggris, Kanada, Singapura, New Zealand, Cina, Uzbekistan, Prancis dan Myanmar masih microlat rata 1 ton sampai dengan 4 ton per pengiriman.

0 Comments

Post a Comment