Kabid KAVO Kohati PB HMI : Kohati Akan Fokus Mengawal Kasus dan Regulasi Kekerasan Seksual




MINANGTIME.COM, JAKARTA - Tanggal 8 maret merupakan peringatan Internasional Women's day atau hari perempuan sedunia yang sering disingkat IWD. IWD merupakan hari global merayakan prestasi sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan. Tak jarang IWD diperingati dengan membincang isu, dinamika dan problem/masalah keperempuanan, seperti apa yang dilakulan oleh Kementrian Perbedayaan Perempuan dan Anak bersama Kohati PB HMI dan beberapa lembaga lain

Tema "Lawan tabu, perempuan berani bersuara" diangkat menjadi pokok bahasan dalam webinar ini. Membincang kasus kekerasan seksual yang kerap terjadi pada perempuan dan anak, terlebih dalam wilayah satuan pendidikan

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Nadhiem Makarim dalam sambutannya mengingatkan bahwa penting hadir regulasi yang berpihak pada Korban untuk melindungi sekaligus yang dapat menjerat  pelaku Kekerasan Seksual 

"Permendikbud 30 tahun 2021 Lahir dari harapan agar kita dapat mengenyam pendidikan dengan aman, bebas dan merdeka," kata Nadhiem Makarim.

Lanjut, beliau menjelaskan bahaya dari trauma kekerasan Seksual yang dialami korban 

"Adanya trauma KS yg tidak ditangani dengan baik dapat menyebab seseorang takut bersekolah, menerima pendidikan sehingga berujung pada ketertinggalan. Dari situlah dibutuhkan regulasi yang berpihak pada korban, mulai dari pemenuhan hak korban (kelompok rentan lain) hingga tindak lanjut terhadap pelaku," Sambung Mas Menteri, sapaan akrab Nadhiem Makarim.

Kohati sebagai lembaga semi otonom  ditubuh HMI yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan tugas-tugas HMI di bidang keperempuanan yang konsen pada isu, problem dan dinamikan pergerakan perempuan menjadikan masalah Kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagai hal urgen untuk di entaskan bersama

Ketua Bidang Kajian dan Advokasi Kohati PB HMI, Sri irawati Muktar mengatakan bahwa karena tingkat kekerasan seksual semakin meningkat setiap tahunannya, Kohati akan fokus mengawal kasus dan regulasi Kekerasan seksual.

"Kami Kohati akan selalu Fokus mengawal kasus serta isu kekerasan seksual, dilihat tingkat kekerasan seksual semakin tahun selalu meningkat, kekerasan seksual terjadi di ruang-ruang publik, di ranah privat sampai pada sekolah dan pendidikan tinggi, kondisi ini parah sekali," ujar Sri Irawati Muktar.

Melalui kegiatan ini Sri Irawati berharap agar perempuan semakin berani berbicara serta semua elemen masyarakat baik lembaga satuan pendidikan, organisasi mahasiswa, organisasi masyarakat semakin aware dan dapat membangun ekosistem yang ramah perempuan dan anak 

"Kami berharap melalui kegiata-kegiatan seperti ini, perempuan semakin berani bicara, bahwa banyak mendukungnya, dia tidak sendiri. Serta semakin banyak elemen masyarakat yang aware. Sadar bahwa kekerasaan seksual adalah hal yang buruk, bersama kita mencegah, dan membangun lingkungan yang ramah untuk semua dan bebas dari Kekerasan," tutup Sri Irawati. (Zaki)

0 Comments

Post a Comment