Catatan Perjalanan Harlah NU ke 99; Dari Bumi Sikerei Ke Sriwijaya, ''Merawat Jagat Membangun Peradaban"




Oleh : Rahmat Hidayat (Sekretaris PCNU Mentawai Sumbar)


MINANGTIME.COM - Pagi itu, pukul 08.10. WIB. Selasa 1 Maret 2022.  Siburung Besi Susi Air melintasi angkasa Raya. Keberangkatan dari Bandara Rokot Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM).  Pesawat kecil dg kapasitas 12 orang. Hari itu penumpang ny berjumlah 5 orang, dalam 5 orang itu ada Saya dan Bang Doni Kasnaidi.  Pesawat kecil terasa lapang. Saya dan Bang Doni duduk dibelakang Pilot. Pilot nya  2 (Dua) orang. Jadi jumlah kami semua diatas pesawat ditambah 2 orang Pilot mjd 7 (Tujuh) orang.  Sempat saya tanya ke Pilot, "kemana saja rute penerbangan pesawat ini"?  "Pesawat ini rute penerbangan nya ke Pasaman, dan ke Nias". Jawab pilot.

Dibandara Rokot, Sebelum naik pesawat keberangkatan kami dilepas oleh Ketua PCNU Mentawai,  Lahmuddin.

Pengalaman pertama naik pesawat kecil setelah 11 tahun saya di bumi Sikerei. Saya dan Bang Doni seperti dapat mainan baru. Kami merasa aneh saja diatas pesawat.  Semuanya kami foto. Video singkat kami buat. Tidak ingin kami mengabaikan momen ini berlalu begitu saja.  Cuaca bagus, langit cerah. Dalam pesawat Kami serasa dalam aquarium, awan putih dan biru nya laut di kelilingi oleh pulau kecil sungguh menakjubkan.  Perjalanan ini terasa nikmat, riang dan gembira. Dalam hati ingin rasanya mengulang penerbangan ini bersama orang terkasih dan tersayang.

45 menit diangkasa akhirnya pesawat kami mendarat di BIM. Tujuan pertama saya adalah pulang kampung melihat keadaan ayah yang baru pulang operasi di RS MDJAMIL Padang. Bang Doni hari itu berencana membayar pajak mobil ke Painan. Saya menumpang naik mobil Bang Doni ke Tarusan. 

Menjelang magrib saya dijemput Bang Doni untuk berangkat ke Padang. Besok pagi kami harus berkumpul di UNP naik Buss UNP bersama Bapak Bapak PWNU dan PCNU se Sumbar mengikuti Harlah NU tgl 3-5 Maret di Palembang. Acara ini sempat di undur krn ketua umum waktu itu positif covid 19.

Saya dan Bang Doni peserta harlah NU utusan dari Mentawai.  Rabu tgl 2 Maret, jam 07.00 pagi saya dan Bang Doni sdh tiba di UNP. Titik kumpul depan mesjid Al-Azhar.  Yang sudah duluan hadir Adalah Hujaipah. Saya bersalaman dg Hujaipah dan beberapa PCNU yg sdh tiba.

Sebelum berangkat rombongan di lepas oleh koordinator rombongan keberangkatan Bang Yulhendri dari PWNU. Doa bersama dipimpin oleh  Almarhum KH. Pak Syawal  Syuro.  Keberangkatan dibagi mjd 2 (Dua) bus. Saya satu bus dg Hujaipah dan Pak Syawal Suro.  Ditengah jalan mobil kami berhenti krna ada kawan kawan PCNU Solok yang naik.

Perjalanan terasa menyenangkan. Penumpang asyik ngobrol satu sama lain. Saling mengakrabkan diri. Beberapa memang  ada yg  sudah lama akrab.   Pemandangan asri. Udara sejuk. kiri kanan jalan dihiasi pepohonan.  Perjalanan mendaki dan menurun.  Didalam mobil di putar lagu tembang kenangan. 

Kami istirahat , makan siang dan shalat Zuhur di Rumah makan Gunung Medan, Dharmasraya.

Kemudian perjalanan dilanjutkan. Sampai di Tebo Jambi, mobil kami berhenti Shalat Magrib berjamaah di mesjid Toha.  Saya di saf nomor 2(Dua) Disebelah kiri sya Almarhum KH, Syawal Suro (Rois Suriah Pasaman Barat) sebelah kanan ketua Tanfidziyah Pasaman Barat.  Selesai shalat Maghrib KH Syawal Suro langsung Iqamah utk Jamak Shalat Isya. Selesai shalat saya bersalaman dg KH Syawal Suro. Saya dan Bang Doni duluan keluar mau mengambil sepatu.  Sekitar 5 Menit  duduk diluar, ada kawn kawan berlarian ke dalam, saya tanya kenapa? Pak Syawal Suro sakit kata kawan.  Akhirnya  malam itu di Rumah sakit tebo Bapak KH Syawal Suro menghembuskan nafas terakhirnya. Inalillah wainnailaihirjn. Kita Doakan smg beliau Husnul hatimah. Kejadian ini sungguh menyesakkan dada atas kepulangan saudara/kakak kita tercinta, seakan mengajarkan, betapa ajal sangat dekat kita.

Setelah pimpinan rombongan berembuk, maka Almarhum dibawa dg Ambulan ke Padang. Keberangkatan ambulan ke Padang didampingi Wakil Sekretaris PWNNU Pak Hujaipah dan ketua Tanfidziyah Pasaman, Pak Nasrullah. Sedangkan Yang lain melanjutkan perjalanan ke Palembang. 

Menjelang Zuhur mobil kami tiba di Palembang.  Dijalan jalan banyak bendera NU terpasang.  Ucapan selamat harlah dari berbagai kalangan menghiasi pemandangan kota Palembang. Kami melewati Jembatan Ampera. Lokasi acara hal  Wisma Atlet Jakabaring. Acara pembukaan di undur dari yg semula dijadwalkan pukul 16.00 diundur mjd Jam 19.00 WIB.

Setelah ashar saya dan Bang doni keliling lokasi Jakabaring jalan kaki. Mencari pempek, makanan khas Palembang. Rupanya sore itu kami belum beruntung, tdk ada warung sekitar Jakabaring  yg menjual pempek. Akhirnya kami minum kopi saja diwarung kecil bawah pohon.

Selepas Magrib kami mengikuti acara pembukaan Harlah NU Ke 99. Acara dipandu oleh  Wakil Ketua PBNU Nusron Wahid. ingin sya berpoto dg beliau. Namun malam itu tidak kesampaian. Sambil menunggu Ketua PBNU, Nusron Wahid meminta Peserta berdoa atas berpulangnya KH Syawal Suro.  Alfatihah.

 Harlah NU dg Tema  "Merawat Jagat Membangun Peradaban, Lestari Alamnya Sejahtera Petaninya" Kemeriahan acara terasa luar biasa. Hadir memberikan sambutan Ketua PBNU Gus Yahya.

Saya dan Bang Doni duduk sebelah ujung kanan,  tidak lama setelah itu, datang Prof Ganefri sbg Ketua PWNU Sumbar. Banyak orang bersalaman dg Prof, terutama rombongan dari Sumbar, termasuk saya dan Bang Doni jg bersalaman dg Prof Ganefri.

Harlah kali ini adalah puncak dari serangkaian Harlah utk wilayah Indonesia Bagian Barat.  Lokasinya Palembang, Sumatera Selatan. Hadir 10 PWNU dan 99 PCNU Seluruh Sumatera. Angka 99 ini kita yakini bukan sebuah kebetulan bukan?

Kegiatan hari Jumat Secara garis besar adalah Halaqah Lingkungan Hidup dan Temu UMKM dan Petani Sawit NU. Kegiatan ini dibagi 2 (Dua) kelompok. Pertama, (PSR) Peremajaan Sawit Rakyat  dg nilai bantuan 30 Juta / Ha. Kegiatan ini mewakili Mentawai diikuti oleh Bang Doni. Sedangkan Saya ? Saya mengikuti kegiatan Kedua, yaitu Perubahan iklim dan lingkungan. Narasumber ada Mbak Alissa Wahid, Dirjen Lingkungan Hidup dan staf Kepresidenan.  Saya tertarik dg materi ini,  ada satu lagi narasumber via Zoom seorang ibu, guru pesantren menyampaikan pengalaman ny membangun pesantren berbasis ekologis.  Yg banyak mjd diskusi adalah soal hutan sosial. Masalah utama ny tentang pembebasan lahan. 

Melihat narasumber menyampaikan materi saya sdg merasa mendapat mata kuliah ekologi dan konsep pembangunan berkelanjutan. (Sustainable development). Intinya upaya semua orang utk penurunan emisi gas rumah kaca. Kata kunci nya adalah penghijauan.  

Narasumber bicara tentang kerusakan bumi kita saat ini. Soal energi terbaru dan terbarukan juga dibahas.

Disaat yg sama Saya juga membayangkan  dilapangan sellu berbenturan antara konsep ekologi dg teori ekonomi.

Bagaimanapun kita harus berjalan menuju ketitik keseimbangan. Barangkali konsep pembangunan berkelanjutan bisa menjawab ini. Dimana disatu sisi kita ingin ekonomi kita mjd baik, namun lingkungan (jagat) mesti terjaga.  Kalau ini tidak Seimbang maka jangan heran kita mengalami curah hujan yg tdk teratur. Sering Banjir!

Saya pikir situasi seperti ini apa yg kita butuhkan? Altruisme!. Kita harus mengubah paham antroposentrisme (manusia makhluk terpenting) sehingga menyebabkan kerusakan dimuka bumi mjd Ekosentrisme. Paham ekologis, mengedepankan pertimbangan kerusakan lingkungan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.  Untuk lebih menyelamatkan bumi maka  kita harus masuk pada Teosentrisme, artinya suatu paham yang menyadari pengrusakan terhadap jagat , alam adalah pengingkaran terhadap tuhan (Dosa). 

Pada malam puncak Harlah NU, Ketua PBNU Gus Yahya dalam sambutannya bicara ttg kenapa Sumatera Selatan menjadi pilihan tuan rumah acara ini?  Gus Yahya memulai dari sejarah kejayaan Sriwijaya dg sumber daya alam ny yg melimpah. Kedalaman dan keluasan Sungai Musi mjd kunci jalur pintu masuk perdagangan. Satu yg mjd sangat penting mengenai apa yg di cita cita kan oleh Sriwijaya tentang bagaimana menyatukan Nusantara ini. Luar biasa!

Malam ini saya terkesima melihat pidato hebat  2 tokoh besar NU. Sangat menyentuh. Satu lagi yaitu Rais Aam PBNU KH, Miftahul Akhyar.  Malam ini saya merasa mendapat pelajaran sejarah ttg perjalanan panjang bangsa ini. Beliau bicara ttg pentingnya menjaga nilai kejujuran dan keadilan.  Utk menjaga jagat dibutuhkan nilai itu.  Tanpa teks, beliau bicara panjang lebar, mengalir. Setiap untaian kata penuh makna. Menunjukkan betapa dalam dan luas ilmu yg beliau miliki. Beliau sdg mengajari kita dg cara elegan dan intelek ttg pentingnya menjaga jagat dari keserakahan manusia. Demi keberlangsungan hidup generasi dimasa kini dan dimasa Datang.

Malam puncak Harlah hadir Menko Perekonomian Air Langga Hartanto dan Beberapa Menteri lainnya. Malam itu Pak Hartanto memakai sarung sebuah pendekatan secara simbolik. Diakhir sambutan beliau tutup dengan Berpantun-pantun, sehingga mengundang gelak tawa hadirin, mencairkan suasana.

Palembang memberikan kesan istimewa bagi saya dan kawan kawan, Panitia nya ramah. Yg tdk kalah istimewa adalah suport dari gubernur Sumsel, beliau jg warga Nahdiyin (Mustasyar PBNU)

Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kpd panitia atas fasilitas yg diberikan dan sbg peserta saya minta maaf jika ada sesuatu yg kurang pada tempatnya.


0 Comments

Post a Comment