Kontroversi Piala AFF, Kiper Thailand Harusnya Dikartu Merah? Ini Aturannya



MINANGTIME.COM - Partai Thailand melawan Vietnam dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2020 berlangsung di National Stadium, Singapura, pada Kamis (23/12). Dalam laga yang berjalan dalam tensi panas, wasit Saoud Al-Abda asal Qatar membuat kontroversi terkait keputusannya terhadap kiper War Elephants, Chatchai Bootprom.


Hal itu terkait insiden pada menit ke-44 yang membuat Chatchai diganjar kartu kuning. Jadi, Thailand tetap asyik menyerang, meski sudah unggul 2-0. Alhasil, ada momen lini pertahanan mereka agak lowong dan itu dimanfaatkan pemain Vietnam untuk melepas umpan terobosan.


 

Nguyen Van Toan mengejar bola, Chatchai lantas keluar dari luar kotak penalti, lalu menjatuhkan Van Toan dengan menarik baju. Terakhir, ia menjatuhkan diri untuk menangkap bola yang masih ada di luar kotak penalti.


Keputusan ini kemudian menjadi kontroversi. Sebab, bisa saja Chatchai mestinya diganjar kartu merah karena menarik baju Van Toan, alih-alih cuma diganjar kartu kuning. Namun, bagaimana aturan sebenarnya?


Laws of the Game 2021/22 yang dikeluarkan International Football Association Board (IFAB) mengatur soal aturan kartu merah. Seorang pemain bisa dikartu merah jika melakukan salah satu pelanggaran berikut ini:


Menghalangi gol dari tim lawan atau peluang mencetak gol yang jelas dengan pelanggaran handball (kecuali kiper di dalam area penalti mereka).

Menghalangi gol atau peluang mencetak gol yang jelas kepada lawan yang gerakan keseluruhannya mengarah ke gawang si pelanggar dengan pelanggaran yang dapat dihukum dengan tendangan bebas.

Permainan kotor yang serius.

Menggigit atau meludahi seseorang.

Berperilaku kekerasan.

Menggunakan bahasa dan/atau tindakan yang menyinggung, menghina, atau kasar.

Menerima kartu kuning kedua dalam pertandingan yang sama.

Memasuki ruang operasi video (VOR).


Kontroversi Piala AFF, Kiper Thailand Harusnya Dikartu Merah? Ini Aturannya (1)

Pemain Vietnam Nguyen Hoang Duc berebut bola dengan pemain Thailand Manuel Tom Bihr pada semifinal Piala AFF Suzuki di Stadion Nasional Singapura, Kamis (23/12). Foto: Yong Teck Lim/Getty Images

Untuk kasus ini, mari fokus pada poin 2. Apa yang dimaksud dengan 'Menghalangi gol atau peluang mencetak gol yang jelas'? Berikut penjelasan lanjutan dari IFAB.


"Saat pemain melakukan pelanggaran terhadap lawan di dalam daerah penalti mereka sendiri yang mencegah kesempatan mencetak gol yang jelas dari lawan dan wasit memberikan tendangan penalti, pelanggar diperingatkan jika pelanggaran tersebut adalah upaya untuk merebut bola; semua bentuk [pelanggaran] lain (misalnya memegang, menarik, mendorong, tak ada kemungkinan untuk memainkan bola, dll.) pemain yang melanggar harus dikeluarkan dari lapangan," bunyi aturan itu.


Namun, ada hal-hal yang juga mesti dipertimbangkan sebagai berikut:


Jarak antara pelanggaran dan gawang.


Arah permainan secara umum.


Kemungkinan menjaga atau menguasai bola.


Lokasi dan jumlah bek.


Kontroversi Piala AFF, Kiper Thailand Harusnya Dikartu Merah? Ini Aturannya (2)

Pertandingan Thailand vs Vietnam pada semifinal Piala AFF Suzuki di Stadion Nasional Singapura, Kamis (23/12). Foto: 



Bisa dilihat, IFAB menekankan bahwa pemain sangat bisa dikartu merah jika pelanggaran terjadi di dalam kotak penalti. Sudah begitu, ada faktor pertimbangan sebagaimana disebut di atas yang memengaruhi keputusan wasit.


Dalam situasi Chatchai dengan Van Toan, ia dianggap melanggar ketika menarik baju, bukan saat menangkap bola. Jika dilihat, posisi Van Toan juga bisa dinilai tak menguntungkan untuk mencetak gol serta masih ada pemain Thailand lainnya, sehingga Chatchai bukanlah orang terakhir.

 

Dengan demikian, merujuk kepada Laws of the Game, kumparan menilai keputusan wasit untuk memberikan kartu kuning sudah tepat.


0 Comments

Post a Comment